BENTUK DAN MAKNA KOSAKATA NELAYAN PADA SUKU BAJAU DI KECAMATAN PENAJAM: KAJIAN SEMANTIK
Main Article Content
Abstract
Secara kultural, masyarakat Bajau masih tergolong masyarakat sederhana dan hidup menurut tata kehidupan lingkungan laut. Salah satu keunikan yangdimiliki sukuBajauadalahkosakata-kosakatayangberkaitandengan kehidupan nelayan. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan makna kosakata nelayan suku Bajau di Kecamatan Penajam. Teknik pengumpulan data didapat dari informan melalui teknik wawancara dan rekam catat. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif dengan kajian semantik. Hasil penelitian dan pembahasan menemukan hal-hal sebagai berikut. Kosakata nelayan yang dikumpulkan sebanyak 220 kata, terdiri atas bentuk dasar sebanyak 155 (70%), bentuk terikat sejumlah 28 (13%), bentuk majemuk sejumlah 24 (11%), dan bentuk ulang sebanyak 13 (6%). Berdasarkan kelas katanya, terdapat kosakata berkelas nomina sebanyak 180 (82%), verba sejumlah 31 (14%), dan adjektiva sebanyak 9 (4%). Berdasarkan maknanya, terdapat sepuluh makna, yaitu menyatakan aktivitas atau melakukan sesuatu sebanyak 34 (15%), menyatakan orang yang menyatakan benda atau barang sebanyak 56 (25%), menyatakan hewan yang hidup di laut sebanyak 48 (22%), menyatakan alat sebanyak 23 (11%), menyatakan keadaan sebanyak 22 (10%), melakukan atau pelaku sebanyak 13 (6%), menyatakan proses sebanyak 7 (3%), menyatakan hasil sebanyak 6 (3%), menyatakan tempat sebanyak 6 (3%), dan menyatakan ketidaksengajaan sebanyak 5 (2%). Kosakata nelayan pada suku Bajau tersebut memiliki peluang untuk berkontribusi dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia karena memiliki konsep yang berbeda dan memiliki keunikan.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.