CLAUSTROART: SENI BARU DI MASA PANDEMI
Main Article Content
Abstract
Pandemi yang mematikan memaksa manusia untuk berdiam diri di rumah; muncullah konsep WFH (work from home) yaitu pekerjaan kantor dan bersekolah, misalnya, harus dilakukan di rumah. Yang dulunya dipikirkan sebagai suatu hal yang menyenangkan bila berkantor dan bersekolah dari rumah saja, ternyata tidak demikian halnya saat dilakukan dalam waktu yang lama. “Mendekam” di rumah dalam jangka panjang menyebabkan rasa bosan, bosan di dalam ruangan dan juga bosan terhadap orang-orang di sekitar. Dari kebosanan itu timbullah ide kreatif bekerja sama menciptakan seni, yang mana semua itu dilakukan secara individual, tetapi bersamaan waktunya dengan orang lain di tempat yang berbeda. Di dalam musik misalnya, hal itu memunculkan gagasan bermain ansambel dari tempat-tempat yang berbeda, yang mana semua itu dihubungkan oleh jaringan internet. Secara tidak sadar, kreativitas itu memunculkan bentuk seni yang baru, yang saya sebut claustroart—mengacu pada ide “claustrum” (tempat tertutup) dan “art” (seni). Claustroart ternyata begitu mencandukan bagi mereka-mereka yang memuja teknologi. Para pemusik di negara-negara maju, yang juga mengalami situasi yang sama, tidak berlama-lama menikmati seni yang mengungkung itu, dengan berbagai cara mereka berusaha untuk mengembalikan cara bermain musik seperti sebelum pandemi. Sedangkan bagi mereka yang tergila-gila dengan teknologi, claustroart justru terus dikembangkan dan diperluas, serta menciptakan kemalasan baru atas nama “efisiensi” atau “kemajuan jaman”, yang disesuaikan oleh jargon: “New Normal”. Claustroart menunjukkan kejadian seni yang baru, ia menunjukkan seni yang baru itu diciptakan bukan oleh individu-individu, melainkan sekelompok orang. Claustroart juga menunjukkan pengaruh teknologi bagi manusia kini dan di masa yang akan datang.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Cardinal, Roger. (2009). “Outsider Art and the autistic creator”. Philosophical Transactions of the Royal Society B, 364, 1459-1466, DOI:10.1098/rstb.2008.0325
Davies, David. (2009). “On the Very Idea of ‘Outsider Art’”. British Journal of Aestheticss, Vol. 49, No. 1, 25-41, DOI:10.1093/aesthj/ayn056
Dennett, Daniel C. (1991). Consciousness Explained. Back Bay Books—Little, Brown And Company.
Dennett, Daniel C. (2005). Sweet Dreams: Philosophical Obstacles to a Science of Consciousness. A Bradford Book—The MIT Press.
Maclagan, David. (2009). Outsider Art: From the Margins to the Marketplace. London: Reaktion Books Ltd.
Zawidzki, Tadeusz. (2007). Dennett. Oxford: Oneworld.