IDENTITAS JAWA DALAM BABAD DIPONEGORO
Main Article Content
Abstract
Babad Diponegoro merupakan bagian dari sejarah Jawa. Sejarah Jawa ini sudah berlangsung ribuan tahun. Diponegoro adalah tokoh sejarah Jawa abad 19 ketika Pulau Jawa dikuasai Belanda dan Diponegoro melawan Belanda sampai akhirnya tertangkap dengan cara licik, yaitu diajak berdamai lalu ditangkap ketika sedang diadakan perundingan. Karya ini sudahdiakui dunia dengandimasukkan UnescoPBBsebagai“memoryof the world” pada taun 2013. Babad Diponegoro merupakan babad yang unik karena 3 hal: (1) Babad ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro, (3)BabadtentangdiriPangeranDiponegoro,dan(3)ditulis dilokasiyang jauh dari konteks budaya Jawa, yaitu di Manado. Babad ini memiliki aspek identitas lokal dan juga menggetarkan jiwa estetis pembacanya Kajian menunjukan bahwa Pangeran Diponegoro adalah sosok Pangeran yang sangat menjaga identitas. Identitas mayor Diponegoro adalah identits muslim, tetapi ia masih memiliki trace identitas dari masa sebelumnya meskipun sangat jauh yaitu iden titas keturunan Majapahit dari Brawijaya. Dalam menggambarkan peralihan dari Hindu ke Islam, digambarkan sebagai bentuk perkawinan antara Raja Majapahit yang Hindu dengan putri Islam dari Champa. Keturunan dan saudara-saudara inilah yang kemudian menjadi perintis Islamisasi di Jawa. Hal ini menjadi identitas Diponegoro sebagai muslim dengan nenek moyang Raja Hindu.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.